Wednesday, September 21, 2011

“Sang Penyanyi” Bisa menghibur justru kalau dia “DIAM”



Terinspirasi dari karya Komikus, Albert Uderzo dan Penulis Naskah Rene Goscinny, di karya mereka “Asterix dan Obelix”
Yang salah satu tokoh mereka “Sang Penyanyi”  Selalu di Ikat dan di Sumpal Mulutnya agar tak bisa bergerak dan Bernyanyi di saat mereka ber pesta,
Karena “Sang Penyanyi”  Bisa menghibur komunitasnya justru kalau dia  “DIAM
Ternyata di Usia senjaku aku mengalami hal yang sama,
Secara Imajiner Badanku di ikat dan Mulutku pun disumpal oleh Komunitas ku,
Tetapi dengan Damai dan Ikhlas kuterima keadaan ini
Sehingga  saat ini aku merasa badanku sudah tak terikat serta mulutkupun sudah tak tersumpal lagi
Karena aku sangat menikmati keindahan “DIAM”

Dengan DIAM, aku bisa Mendengarkan
Dengan DIAM, aku bisa Menghibur
Dengan DIAM, aku bisa Diatur dan ikut Aturan


Dengan DIAM, aku bisa lebih Mengenal dan bisa lebih Peduli


Dengan DIAM, aku bisa lebih Mengasihi dan bisa lebih Mengampuni

Dengan DIAM, aku bisa lebih Melayani dan bisa lebih Berbagi


Dengan DIAM, aku bisa lebih Menikmati Hidup
Dengan DIAM, aku bisa bersahabat dengan
POST POWER SYNDROME
Dan Belajar Makin Tumbuh Dewasa
Cikupa, 22 Agustus 2011
Edit, 30 Januari 2012

“Mata Ikan” Di Telapak Kakiku Hilang Tanpa Obat

Terjadinya di awal tahun 2002, aku merasakan sedikit sakit di telapak kaki kiriku didaerah lipatan Jempol kaki. Sakitnya makin terasa saat aku naik tangga. Pertama kupikir pasti ada Duri atau benda asing yang menancap ke kulit kakiku, tapi setalah aku periksa ternyata bersih, tak ada duri atau benda asing yang menancap, tapi didaerah yang sakit terjadi PENEBALAN.
Hari demi hari berlalu dan aku merasakan sakit yang makin meningkat karena kulit di daerah yang sakit makin bertambah tebal !
Dua minggu berlalu, Penebalan mencapai kira-kira 10 mm. Dan kulihat bulatan warna kuning di pusat penebalan, “Pasti ada nanah di dalam !”  Pikirku dan  segera kuambil Cutter dengan pisau baru, setelah kulumuri Betadin, Kulit yang menebal,  kusayat selapis demi selapis dan tak ada nanah, tapi kakiku jadi nyaman dan tidak sakit untuk berjalan, “Aku sembuh” pikirku
Satu minggu pertama aku merasa normal, awal minggu kedua mulai terasa sakit dan ternyata kulitku sudah makin tebal lagi . Dan di minggu ketiga ketebalan menjadi kira kira 10 mm. lagi. Segera kuambil Cutter, dan kulakukan penyayatan seperti tiga minggu yang lalu.
Ternyata pengobatan dengan mengiris / menyayat kulit yang menebal tidak menghilangkan  “MATA IKAN” di kakiku, sehingga setiap tiga minggu aku harus melakukan Penyayatan untuk mengurangi sakit saat berjalan.
Sudah kira-kira 8 bulan aku mengidap “MATA IKAN” Dengan rutinitas menyayat kulit yang menebal setiap 3 Minggu, Rutinitas yang sangat tidak nyaman.
Suatu pagi aku membaca iklan obat tetes yang bisa menghilangkan “MATA IKAN”  Segera aku pergi ke sebuah Toko Obat di Mangga Besar untuk membelinya, dalam perjalanan pulang aku mampir ke kantor Rusdi temanku, yang 8 tahun yang lalu kena “MATA IKAN”  Dan sudah di operasi.
“MATA IKAN di kakiku belum sembuh, sudah dioperasi tapi timbul lagi” Katanya
“Seperti kamu, setiap 3 minggu aku punya rutinitas menyayat kulit  yang menebal” Tambahnya
Dengan lunglai aku pulang, obat yang kubeli di Mangga Besar kubuang di jalan Toll.  Apakah aku akan punya rutinitas setiap 3 minggu menyayat “MATA IKAN” di kakiku ?  TIDAK ! Aku harus melakukan sesuatu !!
Mulai hari itu aku biarkan “MATA IKAN” Tumbuh, Aku tidak mau memikirkan nya dan kuanggap Tidak Ada ! Aku berpegang teguh pada keyakinan “Self Healing, Biarkan Tubuh Kita Memperbaiki Dirinya Sendiri”
Satu Minggu berikutnya ketebalan “MATA IKAN” menjadi 20 mm. Dengan rasa sakit yang makin meningkat dan pada dua minggu berikut ketebalan menjadi 25 mm. Sakit sekali saat berjalan dan aku tidak perduli ! Di Minggu ke Enam ketebalan mencapai 30 mm (Kira-kira),  Bentuk “MATA IKAN” Mengkilat  dan Terang dengan warna kuning dibalik kulit yang tebal Terkesan ada Nanah yang banyak disitu. Di titik inilah Godaan untuk Menyayat  dan Mengiris Timbul karena juga dibarengi rasa sakit yang makin tak tertahankan,  dan aku Bergeming !
Dua minggu aku berperang melawan keinginan untuk menyayat dan mengiris “MATA IKAN” dan menahan rasa sakit yang luar biasa saat berjalan.  Prinsip tidak mengasihani diri sendiri kupertahankan !!.
Minggu ke 9 menjadi titik balik.  Di minggu ini rasa sakit secara drastis berkurang, “MATA IKAN” Yang sebelumnya mengkilat dan seakan ada Nanah, memudar dan layu, Minggu ke 10 warna kuning nanah nya menghitam dan makin kempis, aku tetap membiarkan dan tetap tak kusentuh.  Minggu ke 11 sudah kering total dan tak ada rasa sakit lagi, Tetap tak kusentuh !  Minggu ke 12  Bekas “MATA IKAN” terlepas dari kulit telapak kakiku, hanya berupa bulatan Diameter 20 mm. dengan ketebalan 2 mm berwarna hitam.
Terima Kasih wahai Tubuhku ! Engkau telah sukses memperbaiki dirimu sendiri ! Dan itu bisa terjadi karena Aku tidak melakukan apapun !
Cikupa, 18 Agustus 2011

Self Healing, Biarkanlah Tubuh Kita Memperbaiki Dirinya Sendiri

SELF HEALING
BIARKANLAH TUBUH KITA MEMPERBAIKI DIRINYA SENDIRI
Penyembuhan dengan cara sederhana dengan Tidak Melakukan Apapun
Pengalamanku 26 tahun yang lalu
Sore itu aku pulang ke kontrakan dengan badan serasa rontok, 2 hari 2 malam aku kerja di lapangan dan nyaris tidak tidur !
“Tenang ” kataku dalam hati, Sampai di kontrakan nanti tinggal panggil mama Amoy, seorang dukun beranak yang juga Ahli Urut, dan dengan tangan saktinya pegal dan nyeri di tubuhku semuanya pasti beres !
“Saya baru sembuh dari sakit Om” kata mama Amoy “Saya sakit gara gara mengurut badan Om satu minggu yang lalu” lanjut nya
“Om supaya badannya gak nyeri dan sakit, saat akan tidur, badannya di KENDORKAN, jangan Meregang, biar Otot dan badan kita ber Istirahat, coba, nanti saat bangun badan kita pasti lebih segar dari saat sebelum tidur !”
Dengan lunglai akupun pulang, segera mandi dan langsung berbaring di tempat tidur, Sesuai anjuran aku KENDORKAN badanku dan tidak Meregangkan Otot ku yang nyeri dan Benar benar RILEK, aku Tertidur !
Pagi itu aku bangun saat matahari sudah tinggi, dan AJAIB, badanku terasa segar, nyeri serta pegal yang kurasakan sebelum tidur telah hilang sama sekali !
Terima Kasih Mama Amoy, anjuranmu aku mengartikannya sebagai :
BIARKANLAH TUBUH KITA MEMPERBAIKI DIRINYA SENDIRI
Metode sederhana dengan Tidak Melakukan Apapun
Sejak saat itu Anjuran itu makin saya hayati dengan pemahaman yang lebih dalam dan kujadikan Pegangan / Metode dalam menghadapi penyakit apapun.
Aku sudah tidak pernah merasakan Pegal dan Nyeri Otot berkepanjangan lagi karena saat bangun tidur selalu lebih segar dibanding sebelum tidur
Ada 3 macam penyakit ku yang lain yang penyembuhannya dibantu oleh Metode diatas yaitu :
1.  Maag, aku sudah sembuh total
2.  Mata Ikan di telapak kaki, hilang tanpa berbekas
3.  Sinusitis, teratasi dengan tak terjadi Radang


Motto nya adalah :
KALAU SAKIT BEROBATLAH KE DOKTER
kemudian
BIARKANLAH TUBUH KITA MEMPERBAIKI DIRINYA SENDIRI

Cikupa, 23 juni 2011

Ingin Sembuh Dari Sakit Maag? Buang Semua Obat Maag Kamu !

30 Tahun yang lalu, saya adalah penderita sakit Maag berat, dan aku punya teman senasib, Andi (bukan nama sebenarnya)  tapi dengan  klasifikasi sakit Maag Super Berat.
Kami berdua adalah teman kerja sekantor dan tinggal di Mess, usia kami masih 26 tahun
Saat sakit Maag ku Kumat, obatku sangat sederhana, Minum/Kunyah Promag sebutir, kemudian  Relax dan  Sembuh !
Beda sekali dengan Andi, di kesehariannya, begitu banyak pantangan yang harus dipatuhi dan beberapa butir obat  harus diminum tiap harinya dan saya tidak melihat dia menjadi sembuh !
“Ada Dokter ahli dan bagus di Tanah Abang, tolong antar aku kesana”  katanya. Dan suatu sore kami berdua pergi ke Dokter.
Oleh Dokter dia diperiksa dan DIBERI OBAT, Andi diminta datang 3 hari kemudian karena lambungnya akan diperiksa dengan memasukkan suatu alat lewat mulutnya.
Di hari itu Andi datang dan tetap ditemani saya, setelah selesai, saat akan pulang Andi bertanya kepada Dokter
“Dokter bagaimana caranya supaya saya bisa sembuh dari sakit Maag ini ?”
Jawaban Dokter sangat mengejutkan kami berdua : “Ingin sembuh ? Dengar nasehat saya !”
1.  Sampai dirumah jangan minum sebutirpun obat dari saya ini, kalau berani BUANG semua !
2.  Buatlah hidupmu Rilek, Positif dan Seimbang.
3.  Jalani HARI INI dengan baik, jangan berfikir tentang KEMARIN atau BESOK
4.  Baca buku yang bermanfaat dan ikut kegiatan Positif yang kamu senangi !
Kami berdua pulang ke Mess dengan bekal Nasehat dari Dokter, dan kami sepakat ikut  nasehatnya
Obat dari dokter, Dibuang semua oleh Andi !
Sangat sulit sekali mengikuti nasehat Dokter, tapi kami berdua setia mengikuti nasehatnya
Diperjalanan hidup kami  mengikuti nasehat sang Dokter, sering terjadi Perih, Mual dan Kembung tapi kami sepakat untuk tidak merasakan dan mengatakan bahwa itu sakit Maag ! Untuk mengatasinya kami hanya Minum/Kunyah sebutir PROMAG, kemudian Rileks dan sembuh !
Waktu terus berjalan, dari Sering Perih Mual dan Kembung menjadi hanya Kadang-kadang hingga tidak terasa, berangsur-angsur  penyakit Maag   kami Sembuh !
Slogan kami :

Perih, Mual dan Kembung ? Kunyah Sebutir PROMAG, Rilek dan Sembuh !

Sampai saat ini saya tetap menyediakan PROMAG di kotak obat saya ! Biarpun beberapa tahun terakhir saya sudah tidak Minum/ Kunyah 1 Tablet pun
Siapa berani mencoba ?!
Motto nya adalah
“KALAU SAKIT BEROBATLAH KE DOKTER”
Cikupa, 27 Juli 2011

Sunday, September 11, 2011

Menjadi Tua Itu Pasti, Menjadi Dewasa Itu Pilihan

Judul diatas adalah Iklan Rokok yang muncul kira-kira 10 tahun yang lalu, Sebuah Slogan pendek, sederhana tapi sangat bermakna bagiku yang memasuki usia 50-an (saat itu)
Kata-kata “Menjadi Dewasa Itu Pilihan” Memotivasi diriku untuk menjadi orang tua yang terpilih dimana aku memilih untuk semakin tumbuh dewasa,  dimana ternyata menjadi makin dewasa adalah Pembelajaran yang terus menerus tanpa henti di sepanjang hidup, yang kuyakini  hanya akan berakhir saat aku Meninggal
Tak banyak gejolak yang terjadi hingga aku berusia 55 tahun didalam keluargaku, karena Anakku paling besar baru memasuki usia Remaja (13 tahun)  Gejolak justru mulai dan sedang terjadi ditempat kerja karena “Teamwork” ku  sudah makin Dewasa dan Matang. Disinilah aku secara Alami ditekan, dipaksa dan di intimidasi oleh diriku sendiri untuk tetap EKSIS
Tumbuh menjadi makin Dewasa ternyata begitu Berat dan Sulit sekali, dan aku terus belajar dari pengalaman hidup, membaca buku panduan, ikut seminar hingga diskusi dengan komunitasku
Ternyata banyak hal sederhana yang menjadi dasar untuk kita bisa makin tumbuh dewasa antara lain ;
Meyakini APA yang benar, bukan SIAPA yang benar
Mau Mendengarkan dan Menghargai pihak lain
Mau ikut Aturan, Mau diatur dan bisa diatur
Jujur, mau Berbagi dan mau Peduli
Bisa “Melayani” Dan berpikir Positif
Bisa “Berdamai Dengan Diri Sendiri”  untuk “Ikhlas” Menerima apa adanya
Tidak “Mengeluh”  Tidak “Ingin Dikasihani” Juga Tidak “Mengasihani Diri Sendiri”
Dan banyak lagi
Saat ini usiaku di awal 60-an dan terus belajar untuk  makin Dewasa
Katakan TIDAK kepada  “Post Power Syndrome”
Cikupa, 24 Agustus 2011